Bahaya narkoba atau narkotika telah diketahui secara luas. Namun masih,
saja banyak yang doyan menikmati barang laknat itu. Kali ini eL-Ka,
menguraikan apa saja sih yang termasuk dalam golongan narkoba dan
bahayanya. Agar kita semua menghindarinya.
Mitra muda, tak dapat
dipungkiri bahwa narkoba merupakan wabah paling berbahaya yang
menjangkiti manusia di seluruh pelosok bumi. Tidak diragukan lagi, bahwa
kelemahan iman dan ketidakbersimpuhan kepada Allah dalam segala
kesulitan merupakan faktor terpenting yang mengkondusifkan kecanduan
narkoba.
Manusia yang taat beragama pasti akan jauh dari neraka
narkoba. Tidak mungkin dia akan mengulurkan tangannya pada narkoba, baik
membeli, mengedarkan, maupun menyelundupkannya. Sebab, jalan narkoba
adalah jalan setan dan jalan Allah tidak mungkin bertemu dengan jalan
setan.
Dr. Hassan Syamsi Pasya dalam bukunya yang berjudul Hamasa
fi Udzun Syâb (Bisikan di Telinga Pemuda) menjelaskan bahwa jenis
narkoba yang paling berbahaya adalah jenis narkotika yang menyebabkan
ketagihan mental maupun organik, seperti opium dan derivasi turunannya.
Nama-nama dan jenis narkoba serta bahayanya antara lain:
1. Opium
Opium
adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara
ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama
rokok atau syisya (rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh dari buah
pohon opium yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga
mengeluarkan getah putih yang lengket.
Pada mulanya, pengonsumsi
opium akan merasa segar bugar dan mampu berimajinasi dan berbicara,
namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama kemudian kondisi kejiwaannya
akan mengalami gangguan dan berakhir dengan tidur pulas bahkan koma.
Jika
seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian dari hidupnya.
Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa
mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit
yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun
drastic. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu
makannya menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya
terus menyusut.
2. Morphine
Orang yang mengonsumsi morphine
akan merasakan keringanan (kegesitan) dan kebugaran yang berkembang
menjadi hasrat kuat untuk terus mengonsumsinya. Dari sini, dosis
pemakaian pun terus ditambah untuk memperoleh ekstase (kenikmatan) yang
sama.
Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan
hidung (mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami
kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut.
Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan
penurunan tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung
pada kematian.
3. Heroin
Bahan narkotika ini berbentuk bubuk
kristal berwarna putih yang dihasilkan dari penyulingan morphine.
Menjadi bahan narkotika yang paling mahal harganya, paling kuat dalam
menciptakan ketagihan (ketergantungan) dan paling berbahaya bagi
kesehatan secara umum.
Penikmatnya mula-mula akan merasa segar,
ringan dan ceria. Dia akan mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi
secara berulang-ulang. Jika demikian, maka dia akan selalu membutuhkan
dosis yang lebih besar untuk menciptakan ekstase yang sama. Karena itu,
dia pun harus megap-megap untuk mendapatkannya, hingga tidak ada lagi
keriangan maupun keceriaan. Keinginannya hanya satu, memperoleh dosis
yang lebih banyak untuk melepaskan diri dari rasa sakit yang tak
tertahankan dan pengerasan otot akibat penghentian pemakaian.
Pecandu
heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup parah,
kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus dihantui
mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi sejumlah
masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data
statistik menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan pecandu
heroin mencapai 40%.
4. Codeine
Codeine mengandung opium dalam
kadar yang sedikit. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan obat batuk
dan pereda sakit (nyeri). Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad
mengurangi penggunaan codeine pada obat batuk dan obat-obat pereda
nyeri. Karena dalam beberapa kasus, meski jarang, codeine bisa
menimbulkan kecanduan.
5. Kokain
Kokain disuling dari tumbuhan
koka yang tumbuh dan berkembang di pegunungan Indis di Amerika Selatan
(Latin) sejak 100 tahun silam. Kokain dikonsumsi dengan cara dihirup,
sehingga terserap ke dalam selaput-selaput lendir hidung kemudian
langsung menuju darah. Karena itu, penciuman kokain berkali-kali bisa
menyebabkan pemborokan pada selaput lendir hidung, bahkan terkadang bisa
menyebabkan tembusnya dinding antara kedua cuping hidung.
Problem
kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat, karena faktor kedekatan
geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses sederhana, yakni
menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa berubah
menjadi sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling
banyak menyebabkan ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif
yang paling bayak menyebabkan ketagihan psikis.
Setiap tahun,
Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30 miliar dollar untuk kokain dan
krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika mengonsumsi kokain secara
semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek mendatangkan perasaan
riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa waktu kemudian muncul
perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.
Penggunaan kokain
dalam dosis tinggi menyebabkan insomnia (sulit tidur), gemetar dan
kejang-kejang (kram). Di sini, pecandu merasa ada serangga yang merayap
di bawah kulitnya. Pencernaannya pun terganggu, biji matanya melebar,
dan tekanan darahnya naik. Bahkan terkadang bisa menyebabkan kematian
mendadak.
6. Amfitamine
Obat ini ditemukan pada tahun 1880.
Namun, fakta medis membuktikan bahwa penggunaannya dalam jangka waktu
lama bisa mengakibatkan risiko ketagihan. Pengguna obat adiktif ini
merasakan suatu ekstase dan kegairahan, tidak mengantuk, dan memperoleh
energi besar selama beberapa jam. Namun setelah itu, ia tampak lesu
disertai stres dan ketidakmampuan berkonsentrasi, atau perasaan kecewa
sehingga mendorongnya untuk melakukan tindak kekerasan dan kebrutalan.
Kecanduan
obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung mengencang dan
ketidakmampuan berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam
beberapa kasus menimbulkan perilaku seks menyimpang. Termasuk derivasi
(turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini banyak
dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur
penggunaannya sebenarnya sangat ketat dan hati-hati.
7. Ganja
Ganja
memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 nama, sesuai
dengan kawasan penanaman dan konsumsinya, antara lain; mariyuana,
hashish, dan hemp. Adapun zat terpenting yang terkandung dalam ganja
adalah zat trihidrocaniponal (THC).
Pemakai ganja merasakan suatu
kondisi ekstase yang disertai dengan tawa cekikikan dan terkekeh-kekeh
tanpa justifikasi yang jelas. Dia mengalami halusinasi pendengaran dan
penglihatan. Berbeda dengan peminum alkohol yang terkesan brutal dan
berperilaku agresif, maka pemakai ganja seringkali malah menjadi
penakut.
Dia mengalami kesulitan mengenali bentuk dan ukuran
benda-benda yang terlihat. Pecandunya juga merasakan waktu berjalan
begitu lambat. Ingatannya akan kejadian beberapa waktu yang lalu pun
kacau-balau. Matanya memerah dan degup jantungnya kencang. Jika berhenti
mengonsumsi ganja, dia akan merasa depresi, gelisah, menggigil dan
susah tidur. Namun kecanduan ganja biasanya mudah dilepaskan. Dalam
jangka panjang, pecandu ganja akan kehilangan gairah hidup. Menjadi
malas, lemah ingatan, bodoh, tidak bisa berkonsentrasi dan terdorong
untuk melakukan kejahatan.
Satu hal yang menarik, ternyata
ulama-ulama Islam telah mengenal karakteristik hashish (ganja) dan
mendeskripsikannya secara detail. Ibnu Hajar al-Haitsami misalnya
menjelaskan, memakan daun ganja mengandung 120 macam bahaya yang
bersifat agama dan dunia. Di antaranya, menyebabkan pikun (lupa),
kematian mendadak, gangguan fungsi akal dan selalu gemetaran. Ganja juga
menghilangkan rasa malu, muru’ah, kecerdasan, memutus keturunan,
mengeringkan sperma dan menyebabkan impotensi.
Pengaruh Narkoba
Tidak
diragukan lagi, kata Dr Pasya, bahwa pecandu narkoba pada dasarnya
adalah orang mati di tengah orang-orang hidup. “Hanya saja, rohnya masih
tetap menempel pada jasadnya dan dia terus bertarung sengit dengannya
untuk tetap bertahan hidup,” ujar konsultan penyakit jantung di Rumah
Sakit Angkatan Bersenjata King Fahd Saudi Arabia ini.
Narkoba
benar-benar menyia-nyiakan waktu, menghilangkan akal sehat dan
memasukkan pelakunya dalam kondisi ketidaksadaran yang menghalanginya
untuk melaksanakan shalat dan ibadah lainnya. Bahkan terkadang
menyeretnya untuk melakukan berbagai tindak kejahatan dan hal-hal yang
diharamkan. Masih mau dibudak narkoba?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar